Minggu, 24 Oktober 2010

PULAU BALI

 PULAU BALI


TEMPAT WISATA : 

Pura Pulaki  
Pura ini sebenernya adalah pusat dari beberapa pura yang mengelilinginya. Sebut aja Pura Melanting, Pura Kertha Kawat, Pura Pabean dan Pura Pemuteran. Tapi kamu kudu sedikit berhati-hati kalo kamu ke pura ini, pasalnya di pura ini ada beberapa ekor kera yang milih tinggal disana.
Menurut kata orang, pura ini dibangun oleh seorang pendeta dari jawa, Dang Hyang Niratha di awal abad ke 16 (kapan itu ya?). Konon nih, beliau dateng ke Bali karena putrinya dipaksa menikah dengan raja. Jadinya beliaupun ngungsi ke tempat ini lalu dengan kesaktiannya membuat daerah ini ndak kelihatan. Hebat kan? Nah, beliau pun lalu membangun sebuah pura disini, ya Pura Pulaki ini.Ada lagi yang lain, yaitu sumber air panas. 


Pantai Lovina 
Kebayang ndak kalo kamu suatu hari ada di sebuah tempat dimana kamu bakalan dikelilingi oleh ratusan lumba-lumba? Nah, di Bali, tepatnya di Bali utara, ada sebuah pantai yang bisa untuk nonton lumba-lumba. Namanya Pantai Lovina. Tapi, ndak berarti kamu di pantai, trus langsung liat lumba-lumba. Jadi kamu kudu ikut kapal yang emang bakalan ke tengah lautan. Dan kalo kamu get lucky, kamu bisa dikelilingi oleh sekitar 500 ampe 1000 lumba-lumba.
Pantai ini asyik juga buat nonton yang namanya sunset. Trus kamu juga bisa snorkeling, diving dan aktivitas pantai lainnya. Dan yang unik lagi adalah pelestarian terumbu karangnya.


Tugu Singa Ambara Raja 
Kalo kamu asalnya demen ngedengerin dongeng dari nenek ato tetangga kamu barangkali, kamu pastinya demen ngedengerin sejarah, donk. Nah, kalo demen ama sejarah, kamu kudu tahu kota ini, pasalnya di jaman doeloe banget, singaraja ini adalah ibukota propinsi bali, sbelum akhirnya dipindahin ke denpasar.
Pindahnya itupun udah lama banget, kalo ndak salah itu sekitar taon 1958 (kalo mo pastinya, kamu kudu kesini dulu trus nanya ama orang yang kira-kira ngerti sejarah singaraja, he…he…he…..)
Di kota ini juga ada patung khasnya singaraja, patung ini dikasih nama Tugu Singa Ambara Raja, yang konon konsepnya itu adalah lambang dari semangat orang-orang singaraja yang dulu itu gencar-gencarnya ngelawan belanda. Kota yang dulu sempet jadi kota yang teramai di bali, sekarang jadi kota yang ternyata jauh lebih rapi, lebih tenang daripada denpasar.


 air terjun Gitgit
Yang namanya air tejun, dimana-mana itu pasti nyenengin banget. Di bali ada air terjun yang lumayan beken juga, yaitu air terjun Gitgit. Air terjun ini asalnya dari ketinggian 45 meter dan luas banget.
Mau masuk ke sini, kamu kudu ngelewatin toko-toko kecil yang jualan suvenir trus ada kebun kopinya lagi. Udah pasti nyebarin wangi khas kopi. Jalan masuk ke air terjunnya sendiri, lumayan jauh. Musti liwat jalan kecil, tapi sampenya kamu di air terjunnya, segala capek pasti lewat…
Mo nginep? Ada juga penginapan-penginapan. Kali-kali kamu lagi BeTe, pengen nginep, sambil mandangin air terjun,

 Pura Dalem

Pura ini terletak di Desa Jagaraga, yang mana nama ini adalah untuk mengingatkan kita sama satu peristiwa penting di bali yaitu Puputan Jagaraga. Waktu itu Gusti Ketut Jelantik mimpin pasukannya ngusir Belanda pada taon 1846 sebelum akhirnya taon 1848, Belanda menang.
Puranya sendiri adalah Pura Dalem yang buat masyarakat Bali, dibangun khusus buat memuja Dewi Durga. Lokasinya sendiri dekat kuburan. Tapi rada-rada aneh yaitu ukiran dan pahatan-pahatannya. Ada pahatan kapal udara model kuno (dog flight), orang lagi minum bir, mobil kuno, dll deh.
Trus yang lain lagi yaitu patungnya. Disana itu ada patung Dewi Durga yang posisinya rada seronok, dan juga ada patungnya Men Brayut, tokoh klasik Bali. Men Brayut ini beken banget sebagai seorang ibu yang ceritanya punya buuaannyyaaaak anak

 Bali Handara Kosaido Country Club
Ada lagi satu desa di buleleng yang terkenal dengan kebun sayuran dan lapangan golf kelas dunia. Udaranya disana sejuk Cenderung dingin condong bikin badan menggigil. Desa ini cukup asyik, pasalnya dikelilingi oleh dua danau, yaitu danau tamblingan and danau Buyan. Lagian, desa ini di daerah gunung, jadi…..
TOPnya lagi yaitu lapangan golfnya yang dikasih nama Bali Handara Kosaido Country Club. Lapangan golf ini adalah lapangan golf terindah seluruh Asia (gile..!) dan satu-satunya lapangan golf yang adanya di daerah gunung.
 pegunungan Batukaru
Selain Taman Nasional Bali Barat, tinggal pegunungan Batukaru inilah yang masih menyisakan kealamian dan keasrian pemandangan hutan di Pulau Dewata ini. Dengan tinggi 2.275 meter, (dari permukaan laut tentu saja) gunung ini menjadi salah satu alternatif bagi mereka yang gemar mendaki.
Ampe tulisan ini gue buat, gue belon pernah mendaki gunung ini. Tapi dari cerita dan pengalaman konco-koncoku, perjalanan ke puncak gunung ini sangat menyenangkan, sejuk, hijau dan sangat tenang, namun di kala hujan tempat ini menjadi sangat berbahaya. Sebab permukaan jalan setapak yang pada musim kering pun licin menjadi sangat licin dan banyak di antara mereka yang lecet-lecet bahkan keseleo. So, hati-hati.
Perjalanan naik biasanya memakan waktu 3-6 jam. Bisa dilakukan dengan sekali jalan, namun biasanya orang yang mendaki menyempatkan diri tuk nginap sebelum puncak. Kamu bisa mendapatkan guide di Desa Wangaya Gede 2 km sebelah utara Pura Luhur dan kamu bisa menyewa tenda di sana.
Sedikit walkthrough, kalo kamu mau ke puncak start mulailah dari pura, buka mata dan sekitar 200 meter dari halaman pura kamu akan melihat sungai. Sebrangi sungai itu lewat jembatan, loncat juga bisa kalo elu yakin kaki elu nggak bakal copot aja. Dari jembatan itu ikutilah jalan setapak yang akan membawamu ke puncak. So easy?(kok gue tau ya???Hmmm)
Di kaki gunung batukaru terdapat Pura Luhur salah satu dari Sad Kahyangan. Untuk mencapai pura ini dengan jalan cukup sulit dilakukan. Medan yang terjal mengharuskan mesin mobil yang cukup tangguh untuk bisa sampe di sana. Kalo pake angkot sebenarnya bisa sih, cuman angkot yang naik biasanya cuman pada saat ada upacara di pura itu saja. Hari- hari biasa, kamu harus tawar-menawar harga dengan sopirnya agar mau dianterin naik.
Kamu bisa mencapai Pura Luhur lewat beberapa cara, pertama adalah menyewa bemo di terminal Tawakilang (di Tabanan tentu saja) lalu menuju ke Jatiluwih lewat Penebel. Jatiluwih ini merupakan desa dengan pemandangan sawah yang menakjubkan, gue orang Bali aja jadi herman. Kalo bawa kendaraan sendiri bisa juga, pertama cari terminal bemo kemudian jalan ke utara dan kira-kira 3 km sebelum pasar Penebel kamu harus belok kiri (ke Barat) dan kamu akan sampe di mata air panas Yeh Panas.
Kata temen gue yang rumahnya deket sana, orang-orang desa nggak begitu suka mandi disana. Kata dia perumpamaannya seperti telur yang sering direndem air hanget, makin lama telur itu akan jadi mateng dan anak ayam tidak jadi menetas. Tapi kalo sekali-kali nggak apa-apa sih, telur juga kan perlu yang anget-anget. Sedaapp..
Anyway, back to bisnis, dari sini kamu tinggak mengikuti jalan dan kamu akan tiba di Desa Wangaya Gede dan selanjutnya di Pura Luhur Batukaru. Pokoke bagi yang pingin menyepi dan rindu warna hijau di sini tempatnya.


 Pura Ulun Danu
Pura Ulun Danu merupakan pura subak yaitu pura yang disungsung oleh para petani. Dibangun oleh raja Mengwi pada tahun 1633, kompleks pura ini mempunyai arsitektur campuran Hindu dan Budha. Ditandai oleh stupa Budha di sebelah kiri dan saat melewati pintu masuk kamu akan langsung berada di bagian utama Pura Teratai Bang.
[photopress:danau-beratan-bedugul2.jpg,thumb,pp_asn,248] [photopress:danau-beratan-bedugul.jpg,thumb,pp_asn,249]
Bagian pura ini didominasi oleh banguan’mer’ bertingkat tujuh. Kemudian ada pura yang lebih kecil yang digunakan sebagai tempat pemujaan dewa makanan dan minuman yang disebut Pura Dalem Purwa.
Pura-pura ini berada dalam satu komplek dan saat air danau pasang, pura ini akan tenggelam dikit, alias tegenang air. (Masih ingat Danau Bratan kan?) Kemudian ada Pura Ulun Danu Bratan yang merupakan pusat irigasi Bali. Pura ini ditandai dengan adanya meru tingkat 11 buat pemujaan Wisnu, meru tingkat 7 buat Brahma dan meru tingkat 3 untuk Siwa. Dan masyarakat yang datang bersembahyang adalah untuk memuja Dewi Danu yaitu dewi air. Semoga pulau ini jauh dari bahaya kekeringan dan semoga orang sadar bahwa hutan lindung itu lebig bagus dibiarin dari pada ditebang dan dibangun hotel.
 Bedugul
Bedugul itu sebenernya nama sebuah desa. Namun orang sering salah kaprah dengan kata Bedugul. Ada yang bilang Bedugul itu nama danau, nama pura sampe nama pasar.
Anggapan itu muncul mungkin karena selain sebagai sebuah desa, Bedugul juga adalah sebuah kompleks. Dalam sebuah area yang kurang lebih berdiameter 5 km, ada beberapa macam tempat yang asik buat dikunjungi. Dimulai dari Desa Bedugul sendiri, Kebon Raya, lalu Danau Beratan (danau terbesar kedua di bali), Pura Ulun Danu, sampe Pasar Tradisional Candi Kuning.
Kebon Raya yang ada disini lumayan luas. Bahkan kalo menurut gue sendiri, luas banget. Dari ujung ke ujung kalo berjalan kaki bisa menghabiskan waktu 20 menit. Di sini terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan, mulai dari yang indah-indah kaya bunga rose sampe yang’horo’ and berduri-duri juga ada.
Danau Beratan menurut gue juga asik. Selain airnya seger, kita bisa sewa kendaraan air yang bisa dibawa sendiri ato sekalian dibooking ama sopirnya. Kendaraan airnya sendiri beragam. Ada perahu dayung, perahu mesin sampe motor boat.
Pasar Candikuning adalah tempat yang cocok buat beli oleh-oleh terutama buah. Bedugul dikenal maniak soal produksi buah. Ada strawberry, jagung, markisa, bla..bla..bla. Semua ada deh.
Sebenernya, hal yang paling asik di Bedugul itu udaranya yang cool banget. Trus pemandangannya yang bisa ngeliat hampir seantero Bali. Kalo di jawa, Bedugul ini mungkin mirip-mirip Puncak.

 Mengwi

Wah, ternyata bali ndak cuman kaya ama jumlah puranya, tapi nilai sejarahnya juga buuaannyak banget. Salah satunya bisa kamu dapetin di Mengwi, dimana konon Mengwi pada taon 1634 di bawah pemerintahan Raja I Gusti Agung Anom adalah sebuah kerajaan yang guueedee. Pasalnya, kerajaan ini wilayahnya ampe Blambangan, Jatim. Wuiihh….(bener ngga ya..he..he..).
Yang bakalan jarang kamu dapetin di daerah lain adalah pasar tradisional khusus hewan ternak. Nah, disini pasar itu digelar tiap tiga hari sekali dan hewan yang menonjol disini adalah sapi. Daerahnya itu dikasi nama “Bringkit”. Lain waktu kalo kamu mo ke Sangeh dari Denpasar, singgah deh.

 Kapal
Kalo ke bali, jangan lupa ama barang-barang khasnya bali. Kalo kamu orangnya demen ama yang namanya patung, disini tempatnya!!! Kota kecil yang punya nama unik, “Kapal” ini, adalah pusatnya keramik, patung, piring-piring style Cina, cangkir-cangkir dan masih banyak lagi yang lainnya. Ada ratusan toko-toko kecil pinggir jalan yang siap menuhin segala selera kamu..
Hampir tiap kota di Bali pasti ada puranya. Kapal juga. Disini itu ada Pura Sada namanya. Pernah liat candi di jawa? Nah, bangunan ini nyaris seperti gayanya candi, dan konon pura ini dulunya adalah tempat suci keluarga kerajaan. Konon lagi, pura ini dibuat untuk Ratu Sakti Jayanengrat, penguasa dan penakluk dunia.
Emang pas bener kalo tempat ini dibilang pusat kota. Pasalnya taman ini bener-bener dikelilingi oleh tempat-tempat yang penting. Di sebelah timurnya, ada Museum Bali yang dampingan ama pura besar, Jagatnatha. Sebelah utara alun-alun ini adalah rumah dinas Gubernur Bali. Trus, di sebelah selatannya, berdiri patung yang tingginya 5 meter yang pas banget dibangun di perempatan jalan. Patung itu tuh yang tenar dengan nama “Catur Muka.


Puputan 
Tempat ini pas banget buat kita-kita yang emang pengen ngilangin suntuk habis seharian kerja atawa sekolah. Tempat yang rindang dan kamu pasti temui banyak juga orang-orang kantoran yang datang ama keluarganya. Sejuk, bo!!!
Di sini juga ada monumen perjuangan, yang ngingetin kita ama peristiwa bersejarah taon 1906, Puputan. Puputan ini sendiri adalah pas di lapangan ini, yaitu dimana keluarga Kerajaan Badung waktu itu dan pengikut-pengikutnya nyeburin diri rame-rame ke api daripada harus nyerah ke Belanda.

Selama ini orang mungkin mengenal Kuta hanya sebatas nama Pantai. Sebenernya Kuta iadalah nama sebuah desa ato kawasan wisata, ada pantai, pasar seni dan shopping area. Berjalan sepanjang Kuta akan selalu bertemu bule. Nongkrong ato surf di Pantai ktemu bule. Belanja beli baju ktemu bule. Sampe mau ke toilet umum juga papasan ama bule. Nah lo.

Sejak Bom Bali I dan II, jumlah bule emang rada berkurang, tapi salah besar kalo dibilang “sepi”. Kalo dulu waktu rame2, prosentase orang2 di jalan adalah 70-30 buat bule, maka sekarang kira2 50-50.
Inilah Kuta, tempat dimana orang-orang bebas mengekspresikan gayanya tanpa khawatir dipelototin ato dianggap aneh.
Pantainya selalu ramai, bahkan lebih ramai dari pasar malam sekalipun. Lima ratusan orang memenuhi areal pantai dari ujung ke ujung setiap harinya. Bukan hanya turis asing dan domestik, juga para pedagang acung. Disini kita bisa mandi, surfing ato sekedar ngobrol. Buat cewek2 biasanya ada kepang rambut kecil2 banyak ala anak opspek itu, ato pada buat tato temporary. Hari bgene, cewe2 indo palagi yg ABG juga mulai suka sunbathing. Everything is here.
Yang lebih heboh, disini kamu bisa liat dengan sebebas-bebasnya cewe bule yang berjemur telanjang dada. Orang lokal bilang sumur (susu berjemur, he..he..). Mulai dari yang ABG sampe yang nenek-nenek pun ada. Pemandangan yang mungkin sangat langka di negeri ini. Tahun2 belakangan emang lebih banyak nenek2nya, karena yg ABG pada ngacir ke tempat yg lebih sepi dan lebih eksotik, Pantai Dreamland
Untuk masalah yang satu ini, Pemda sebenernya udah ngeluarin peraturan yang melarang bule ato siapa aja berbugil ria di pantai. Tapi kayanya para bule cuek aja.


 Tanah Lot

Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu tertelak bener2 di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Bahkan pada hari yang terang (laut tidak berkabut, cerah lah) kamu bisa melihat Pura Uluwatu dari sini. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi Pulau Bali. Dan Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.


Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Sanghyang Nirantha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Sanghyang Nirantha.

Bendesa Beraben menyuruh Sanghyang Nirantha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana.

Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben’akhirny’ menjadi pengikut Sanghyang Nirantha.

Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan, melengkung gitu. Apabila kamu turun ke pantai antara Pura Tanah Lot dengan tebing, maka pada bulan tertentu kamu akan menyaksikan sunset terhebat versi gue. Bola matahari yang berwarna merah akan tepat berada di lobang tebing. Seperti mata yang lelah memandang dunia. Sayang nya pemandangan ini cuman ada pada bulan-bulan tertentu yaitu saat matahari tenggelam condong ke utara.

Dari tempat parkir menuju ke area pura kamu akan banyak menjumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman. Feel free buat belanja. Yang bisa nawar dianjurkan.





 Garuda Wisnu Kencana
  Ide Garuda Wisnu Kencana (GWK) bgitu hebat. Sebuah mini-city dengan segala fasilitas hiburan, shopping dan tempat rekreasi seluas puluhan hektar. Tentu saja jgn lupakan patung GWK itu sendiri. Rencananya akan menjulang setinggi 128 meter dan konon merupakan yg tertinggi di dunia untuk kategori Statue.



Terletak di kawanan pebukitan dgn view yg menawan seperti Pantai Kuta & Jimbaran di kejauhan, Airport Ngurah Rai dan Pelabuhan benoa. Kamu bisa mencapai GWK melalui beberapa jalur. Diantaranya melewati kampus UNUD yg belok2 tapi dapet bonus liat mahasiswi bening, ato direct melalui jalan utama Jimbaran dgn beberapa tikungan2 tajam dan berbahaya.
Proyek GWK sudah dimulai sejak lama. Gw inget pertama ke sana skitar thn 2000, hampir 50% fasilitas hiburan sudah jadi. Ada 2 stage utama untuk menggelar acara kesenian. Satunya kecil, cocok untuk theater, konser band ABG, ato kesenian daerah. Satunya lagi ukuran jumbo dgn pilar2 raksasa. Kalo ada acara2 skala nasional/internasional pasti ngambil tempat dsini neh.
Berkeliling GWK akan membuat kita kagum. Area yg aslinya bukit batu yg miring terjal disulap menjadi sebuah bangunan raksasa dgn arsitektur mengagumkan. Bukit dipotong2 menjadi pilar2 raksasa ala bangunan di mesir, tapi tetap dengan style Bali. Mereka memotong2 bukit seperti memotong keju. Edan!
Dibalik semua keindahan, proyek GWK ternyata punya banyak kasus. Proyek GWK dari awal berjalan lancar sampai Bom Bali I meledak. Bali mengalami krisis dan proyek mulai mangkrak. Penduduk lokal mulai berdemo menuntut janji pekerjaan sebagai kompensasi dari pembebasan tanah. Isu korupsi dan penyelewengan dana juga mulai menggerogoti GWK.
Terakhir kali gw ke GWK, skitar awal 2006, patung megah yang dijanjikan belum juga berdiri. hanya ada sepetak batu + semen berukuran semeter dua meter yg merupakan hasil upacara peletakan batu pertama oleh Mantan Presiden Megawati. Lalu, mana patungnya…?


 Uluwatu 
Uluwatu adalah nama sebuah desa, juga nama pura. Yang khas, puranya terletak di ujung tebing setinggi hampir 200 meter, diatas laut. Serem deh. Tebingnya sendiri panjangnya 300-an meter dengan lebar hanya sekitar 10-20 meter. Sejauh mata memandang hanya laut selatan dengan ombak yang gede.
[photopress:20050404-uluwatu9.jpg,thumb,pp_asn,304] [photopress:20050404-uluwatu6.jpg,thumb,pp_asn,301] [photopress:20050404-uluwatu12.jpg,thumb,pp_asn,307]
Di areal pura ini hidup beberapa monyet yang oleh masyarakat Bali dianggap duwe (suci). Walo dianggap keramat, sifat nakalnya masih tetep ada. Yang paling sering itu nyamber tas ato kacamata. Hati-hati aja deh.
O ya, untuk masuk ke areal pura diperlukan beberapa syarat dan peraturan yang harus dipenuhi. Jangan khawatir, ngga susah kok!
Uluwatu adalah nama sebuah desa, juga nama pura. Yang khas, puranya terletak di ujung tebing setinggi hampir 200 meter, diatas laut. Serem deh. Tebingnya sendiri panjangnya 300-an meter dengan lebar hanya sekitar 10-20 meter. Sejauh mata memandang hanya laut selatan dengan ombak yang gede.
[photopress:20050404-uluwatu9.jpg,thumb,pp_asn,304] [photopress:20050404-uluwatu6.jpg,thumb,pp_asn,301] [photopress:20050404-uluwatu12.jpg,thumb,pp_asn,307]
Di areal pura ini hidup beberapa monyet yang oleh masyarakat Bali dianggap duwe (suci). Walo dianggap keramat, sifat nakalnya masih tetep ada. Yang paling sering itu nyamber tas ato kacamata. Hati-hati aja deh.
O ya, untuk masuk ke areal pura diperlukan beberapa syarat dan peraturan yang harus dipenuhi. Jangan khawatir, ngga susah kok!
Sangeh 
Mau tahu pusatnya monyet, di sini neh. Terdapat hutan alami yang gede banget dengan ratusan ribu ekor monyet di dalamnya. Umumnya monyet-monyet disini lumayan ngga ramah. Pokoknya mereka iseng banget deh. Hati-hati dengan barang bawaan mulai dari perhiasan, kacamata sampe tas jinjing. Sekali disamber, bakal dilari-in masuk hutan. Kalo udah gini berabe dah�
Untuk lebih aman-nya, banyak guide lokal yang bisa dimintai tolong nganterin. Paling ngga mereka udah berpengalaman menghadapi serbuan monyet-monyet. Mereka akan mengantarkan kamu sampe ke tengah hutan di mana terdapat sebuah pura yang menurut mitos dijaga oleh para monyet di sini.
Taman Ayun
Daya tarik utamanya adalah Pura dan kolam yang mengelilingi areal Pura. Kolam disini meiliki lebar hampir 10 meter. Katanya sih, kolam ini dulu berguna untuk menghalangi musuh yang ingin masuk pada jaman kerajaan. Entar itu bener ato ngga, gue lupa nanyain :) Bisa aja khan, Sang Raja cuman iseng pengen bangunan yang laen dari yang laen, cuman buat dinikmatin.
Kendaraan umum sangat mudah didapat karena Taman Ayun terletak di sebelah jalan raya. Soal shopping juga ngga masalah. Mulai dari dagang bakso sampe cenderamata tersedia lengkap. Cuman sayang, ngga gratis. Namanya juga dagang…
                                                                                            Ubud
Kamu pasti kenal dengan Walter Spies, itu tuh.. pelukis beken Jerman yang udah memberi sumbangan yang luar biasa ama gaya pelukis-pelukis bali. Nah, doski ini udah menetap di abli itu sejak taon 1930-an, dan dia pilih tempat yang bener-bener pas, yaitu ubud. Sejak itulah lantas ubud jadi sedemikian bekennya.
Bukan itu aja alasan ubud jadi tenar, tapi emangnya disini adalah pusatnya segala macem kesenian bali. Mulai dari lukisan, kerajinan, de el el. Banyak banget keasyikan tinggal di ubud ini, serasa kamu ada di pusat kesenian dan tradisi bali. Coba jalan-jalan di sorenya, and baru kamu bakalan ngerasain nikmatnya ubud.
                                                                                          Tirta Empul
Alkisah zaman doeloe sekali, para dewa perang ama raksasa. Waktu itu perang dipimpin oleh Batara Indra dari kubu dewa, and Mayadenawa dari kubu raksasa. Pendek cerita, pasukan dewa berhasil menang, tapi…prajurit dewa banyak yang tewas. akhirnya Batara Indra membelah bumi ampe keluar air suci dari situ, dan air itulah yang kemudian menghidupkan lagi prajurit-prajuritnya. Kamu mo tahu, mata air itu ternyata ada di pulau bali, dan beken dengan nama Tirta Empul.
Mo tahu lanjutan ceritanya???? (kita lagi baek nih, mo cerita, makanya disimak yang baek juga ya?). Mata air ini lalu dikembangin ama raja bali waktu jaman itu, Sri Candrabhaya Singha Warmadewa di abad ke-10, ampe akhirnya jadi kompleks pemandian yang cantik ampe sekarang.
Orang-orang bali percaya kalo Tirta Empul ini bisa nyembuhin penyakit. Konon ada 15 mata air, yang masing-masing dengan khasiatnya masing-msing. Ada yang nyembuhin dari racun, ngilangin sakit kulit, and banyak lagi yang laennya (sorry, ndak apal)

                                                                                 Kintamani
Sebenernya, Kintamani, Penelokan, Gunung Batur and Danau Batur itu satu paket lengkap.’Merek’ semua terletak di satu areal yang luas banget. Membentang begitu aja di tengah-tengah pulau Bali. Selain keempat objek diatas, sebenernya masih banyak lagi tempat wisata’keci’ di sekitarnya. Cuman yang top aja yang dikenal orang.
Kintamani adalah sebuah nama desa. Terletak persis di bibir kaldera batur. So, dari sini loe bisa liat apa aja tanpa halangan. Gunung Batur dengan danau dibawahnya plus Desa Trunyan nun jauh di pojok.

                                                                               Danau Batur
Persis di kaki Gunung Batur ada sodaranya, Danau Batur. Sayang banget, ngga seperti Danau Beratan yang kesohor itu (Bedugul, mas), Daerah sekitar Danau Batur masih bisa dibilang terisolir banget. Masyarakatnya tradisional, and jumlah hotel and restoran pun sangat tidak memadai.
Ngga nyalahin juga seh, soalnya untuk mencapai danau ini, kita perlu sedikit perjuangan. Mesti nurunin lereng kaldera yang begitu terjal. Mana keseringan jalannya ancur lagi. Tau neh, masa tempat wisata sebagus ini ngga didukung oleh jalan yang cool.
Turunnya seh gampang, pake motor bebek juga pasti bisa. Naeknya itu lo…berabe banget. Bensin abis seliter kalo pake motor bebek. Terjalnya bukan maen, lengkap ama beberapa tikungan ala rally kelas dunia. Kalo ngga pengalaman bawa kendaraan, ngga disaranin turun deh.


                                                                         Rods to Gunung Batur
Perkenalkan, nama gue rik, one of those melodramatic fools. Orang jalanan dalam arti orang yang tau banyak jalan, suka jalan2, naik motor di jalan dan kebut2an di jalan. Oh ya, kids, don’t try this at home, this is for pro only. Minta maaf sebelumnya karena gue bikin ni walkthrough setelah nonton “The Matrix” tuk yang kesekian kalinya. So jika ada bagian dari walkthrough ini yang membingungkan, tontonlah Matrix.
Sok Bgaya
Foto: para pendaki amatir yg gagal audisi AFI. the white fury was not included.
Kali ini gue akan khusus membahas alternatif asik menikmati panorama Kintamani (Gunung Batur dan sekitarnya) saat mentari enggan bersinar. Walkthrough ini tentu saja bukan untuk badut2 rumahan, freaks yang cuman jago di diskotik dan all tough guy that afraid of the nature and being alone in the dark.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum mendaki Gunung Batur adalah mendatangi Badan Meteorologi dan Geofisika di Kintamani. Mudah2an si Kupo asn bisa menggambarkan petanya. Sampai disana tendang pintunya dan suruh petugas disana memberikan laporan kondisi Gunung Batur terakhir. Tanya apakah cukup aman buat naik ampe puncak. Kalo aman, lanjut ke seksi berikutnya. Gue sendiri sih bakal nanya dengan baik2, soalnya Kintamani jauh dari Denpasar, Dude!
Coba berangkat dari Denpasar sore2. Jam 3 sore atau jam berapa pun asal nyampe di sana (Penelokan-Kintamani) sekitar jam 5 sore. Di sana kamu akan melihat panorama sunset yang nggak kalah seru dengan Kuta. Bayangan bukit yang perlahan2 menutupi lembah seiring dengan tenggelamnya mentari terlihat sangat eksotik. Hmmm nikmati sejuknya angin Kintamani dan bagi yang membawa ‘perlengkapan’ lebih, dapat menikmatinya sambil minum kopi hangat di café terdekat. Yummiii.
Jam 7 malem matahari kan sepenuhnya hilang, malam datang dan dingin kan mulai terasa. Ada dua cara untuk menunggu jam 3 pagi, dimana kita akan mulai mendaki. Pertama menginap dan cara kedua adalah tidak menginap. Mulai bingung? Sebentar…
Jika mo nginap, tentu saja maksudnya lebih dari sehari. Bisa di motel2 di Penelokan atau bikin tenda di pinggir Danau Batur. Tentu saja akan lebih murah jika kalian mendirikan tenda di pinggir danau. Banyak hal yang bisa kalian lakukan dan tentu saja lebih bebas. Eeiit, ntar dulu mentang2 bebas jangan seenaknya, patuhilah norma2 kesopanan dan kesusilaan dan jangan membuat suara nyang bisa membangunkan orang sekampung sana. Pelan2 saja OK. Sstttt…
Welcome to the Jungle
Bila kalian punya jadwal yang ketat, dianjurkan cara yang kedua yaitu tidak menginap. Masuk akal kan? Datang malem, istrirahat sebentar dan langsung naik ke puncak. Gue sendiri waktu ngadain RTB II, berangkat dari Denpasar jam 8 malam. Bawa ayam yang sudah di potong2, arang lengkap dengan panggangan, dan nasi dalam bungkusan.
Perjalanan sangat seru. Jalan yang sepi, empat motor sarat muatan, plus 8 orang yang berdebar2 jika tiba2 muncul “leak” atau hal2 serem lainnya. Memasuki Kintamani perjalanan lebih seru lagi dengan datangnya kabut, jalan menanjak lengkap dengan jurangnya serta hutan nyang potensial buat hiiiiiiii…. mana dingin lagi (kalo pake motor).
Saran gue hati2 dan kalo nemu kabut tolong pake lampu kabut. Soalnya gue hampir masuk jurang gara2 satu motor dibelakang masang lampu jauh. Kabutnya jadi layar putih yang menyilaukan. Penderitaan gue waktu itu belum berakhir sampe disana. Jam 10 malem salah satu motor kempes ban dan dengan terpaksa kami menggedor pintu bengkel disana. Lakukan hal yang sama jika kejadian ini menimpa anda.
Sampe di pinggir danau sekitar jam 10-11 malem. Motor diparkir di halaman sebuah kantor polisi di sana. Jangan takut, polisi2 itu tidak akan marah. Polisi kan sahabat anda, lagian mana ada polisi jam segitu?. Anyway, kami langsung menyalakan api, ayam pun naik ke panggangan. Sambil menunggu ayam matang banyak cerita mengalir dan salah satunya akan diceritakan oleh asn. Kumur2 bau tai…….
Ayam matang dan selesai makan kira jam 2 pagi. Masih ada 1 jam buat istirahat. Nikmati.. Pukul 3 dini hari, saatnya berangkat. Sebenarnya mendaki gunung Batur sangat mudah dan hampir tidak beresiko. Yang membuat agak susah adalah gelap dan belum adanya pengalaman. Bagi pendaki pro, Gunung Batur bukanlah tantangan.
Kira2 50 meter di sebelah timur kantor polisi, akan terlihat jalan tanah menuju puncak gunung. Ikuti. Daerah pertama yang akan kalian temui adalah hutan belantara. Hutan ini beserta jalannya yang bercabang-cabang bisa menyesatkan.
Jadikanlah lampu2 rumah penduduk di sekitar danau sebagai pedoman. Kita tidak perlu kompas disini. Usahakan lampu2 tersebut selalu berada dibelakangmu. Jika nanti kalian berjalan dan melihat lampu2 tersebut di samping (kiri atau kanan) kalian, berarti kalian sudah salah arah. Go Back. Jika kalian berhasil melewati hutan maka kalian akan memasuki kawasan berbatu yang berarti puncak gunung sudah dekat.
**Beristirahatlah jika sudah merasa capai dan santai saja, Gunung Batur bukanlah gunung yang kejam, belum gue denger ada pendaki yang tersesat apalagi sampe tewas disana.**
Riil, What is Riil?
Jangan heran kalo kalian nemu banyak bule sepanjang perjalanan. Maklum ini Bali Bung! Oh ya daerah kedua ini sangat potensial membuat kalian lecet2 karena jalannya terjal bin licin. Carefull dude. Kalo lancar, kalian akan nyampe di puncak sekitar jam 4.30-5 pagi. Selamat menikmati sunrise!
Hmm…, gue sendiri sebenarnya bukan penggemar kegiatan outdoor. Menikmati panorama seperti ini pun baru yang kedua kalinya. Gimana ngejelasinnya ya, pokoknya rasain sendiri dah. Perasaan capek, dinginnya angin dan pemandangan temaram lembah di bawah berbaur menjadi satu mengalahkan semua unek2 dan masalah yang sebelumnya memenuhi kepala gue. Mungkin terdengar rada berlebihan tapi itulah yang gue rasakan dan menjadi memory sampe sekarang.
Gue nggak tau isi kepala yang laen, tapi yang jelas mereka menikmati terbitnya mentari, melihat kegelapan yang terhapus pelan2 di dasar lembah. Hmmmm…nevermind.
Kembali ke walktrough, di seberang kawah terdapat banyak sumber uap panas. So kamu bisa kesana buat ngangetin badan sekalian mandi sauna. Jangan keenakan nanti basah kuyup dan akhirnya kedinginan kayak gue. Di sana juga ada yang jualan minuman hangat dan pisang rebus. Mereka merebus pisangnya diantara batu2an yang menyemburkan uap. Ditaruh disana nggak nyampe 5 menit udah mateng, sayang gue nggak sempet nyobain rasanya. (Katanya sih rada2 rasa belerang tapi di iklannya dibilang ampuh buat ngobatin kurap di lidah.)
Bobo2 Pagi
Foto: salah satu peserta ‘road 2 batur’ yg melepas lelah. yg di belakang sng bgt kayanya, lagi fly bang?
Anyway, jika kalian udah merasa cukup dan tidak ingin kepanasan, jam 8 pagi adalah saat yang tepat untuk turun. Perjalanan turun lebih mudah daripada saat naik, tapi tetap harus hati2 kalo nggak pingin lecet seperti si asn (from asn:lecet? Mana…?). Sepanjang perjalanan banyak terdapat bunga Edelwise, yang konon merupakan bunga abadi. Penilaian awal gue, ini bunga apaan kering, jelek, nggak harum lagi. Nggak seindah namanya.
Tapi entah kenapa gue ikutan metik dan berlomba ngambil sebanyak-banyaknya. Dan ternyata ini tidak sia2, gue mendapat service tambahan dari cewe gue malemnya. Jroottt…dan bunga itu tampak bagus bila ditata dengan bener :) Oh ya sebenarnya pecinta lingkungan melarang memetik bunga ini. Tapi berhubung anak sispala dalam rombongan cuman satu orang, jadi secara demokrasi, BOLEH…
Tidak ada yang bisa diceritakan dalam perjalanan pulang, yang jelas hutan yang malamnya terlihat angker, menjelma menjadi tirai hijau yang indah. Jika kalian ingin beristirahat sebelum meninggalkan Kintamani, cobalah minuman hangat di Penelokan. Kopi susu atau teh hangat terasa lebih nikmat saat ini. Go back and sleep.
[photopress:pendakiamatirtakkunjungnaekgunung.jpg,full,pp_asn]
Kesimpulan: Tidak ada salahnya mencoba suatu yang baru. Dalam hal ini kegiatan outdoor (mendaki gunung) itu sebenarnya tidak berbahaya selama kamu kenal medan, atau setidaknya bersama orang yang tau medan, sama orang Batak yang pernah ke Medan tapi belon ke Batur sama sekali tidak dianjurkan.



                                                                                               Trunyan
Daerah di seberang danau Batur adalah daerah yang masih asing buat orang kebanyakan. Di situ terdapat sebuah desa yang dipercaya masyarakat Bali umumnya masih asli banget. Ya…, lo bayangin aja kaya badui di Jabar. Cuman saat ini, penduduk desa ini (Trunyan) udah bisa membuka hubungan dengan dunia luar.
Untuk mencapai desa tersebut, kita mesti naek perahu dari kawasan pariwisata Danau Batur. Kalo udah nyampe sana, ya ramah..ramah dikit lah. Jangan terlalu over-akting. Masyarakat disini dikenal sebagai “Baliaga” atau bali yang masih asli. Dan mereka ngga suka keributan.
Hal yang paling unik disini adalah cara mereka menguburkan mayat. Tidak seperti masyarakat Bali umumnya yang membakar mayat dalam upacara ngaben, disini mayat mereka taruh begitu saja di sebuah areal hutan. Anehnya, mayat itu tak akan mengeluarkan bau busuk walo sudah disana selama berbulan-bulan.
Mitosnya, di areal hutan tersebut terdapat sebuah pohon yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Trunyan


                                                                                                Sanur
Di bali ini, kamu bisa ngeliat sunrise dan sunset di dua pantai yang beda. Di Sanur, kamu bisa nonton sunrisenya yang aduhai. Pantai sanur ini dinobatin sebagai daerah tempat kompleks hotel resort pertama di Bali. Bayangin aja, hotel itu udah dibangun disini sejak taon 1940. Sampe akhirnya hari ini, wah… ratusan hotel, bungalow dan penginapan kecil atawa besar.

Sanur juga tercatat sebagai pantai yang punya nilai sejarah. Taon 1906, Belanda terdampar di Bali lewat pantai ini, juga Jepang. Dan di taon 1946, Belanda ngulang kunjungannya juga lewat pantai ini. Di sini dibangun monumen yang ngingetin generasi muda kalo dulu di sini juga terjadi pertumpahan darah.
Buat kamu yang doyan snorkeling, bisa nyoba di sini. Selain itu, Sanur juga terkenal ama desa-desanya yang masih bisa tercium aroma tradisionalnya. Ada juga pasar tradisional, dan pasar seni yang ngegelar aneka khas Bali. Selamat shopping, deh.
                                                                              Bangli  

Kota Bangli terletak di sebelah timur laut Denpasar, kira-kira satu jam perjalanan ( 40 km ). Pada awal Dinasti Gelgel, Kerajaan kuno Bangli menjadikan Bali paling berkuasa pada pertengahan abad-19. Pada saat itu Bangli merupakan kota yang paling tenang dari seluruh kota dengan iklim sedang, tidak panas dan juga tidak dingin (panas dingin).
Delapan puri raja adalah salah satu tempat di sekitar perempatan utama kota, tapi sekarang hanya Puri Denpasar yang dibuka untuk umum sebagai istana ( yaitu adanya Artha Sastra Inn ).
Raja terakhir Bangli tertera pada arca singa dan Bodhisattva, berinspirasi dari fotografi Borobudur dan penandaan lukisan dinding di’bale loj’ berdasarkan pada kehidupan masyarakat Cina di Bangli. Lukisan dinding ini dalam bentuk yang tidak begitu bagus tapi anda masih bisa membuat detailnya. Panorama lainnya adalah’bale kulku’ yang berusia 100 tahun, sekitar lima menit jika ditempuh dengan jalan kaki.
Event terpenting adalah hari pasaran, anda dapat melihat produk-produk seperti kentang manis, kacang-kacangan dan rempah-rempah yang tidak akan ditemukan di daerah selatan. Tarian dan wayang kulit kadang dipentaskan di bale banjar setiap hari raya, tapi tidak dengan dana yang berlebihan atau merupakan kebiasaan dari kota Gianyar. Tempat tinggal dalang, Dewa Made Rai Resi, hanya 700 m dari Artha Sastra Inn.
Artha Sastra Inn, sebagai istana raja, semakin hari terlihat semakin baik. Pot-pot tanaman dan arsitektur istana memberi kesan unik pada tempat ini. Anda dapat tidur di peraduan raja terakhir Bangli dan berpartisipasi dalam kehidupan ritual keluarga triwangsa. Artha Sastra Inn berlokasi di pusat Bangli dekat dengan stasiun bis dan rambu lalu lintas yang ramai.
Terdapat lima ruangan terbesar di dalam puri yang disampingnya ada pemandian. Ini disesuaikan dengan’bale bal’ tradisional dimana terdapat pintu berukiran kuno serta furniture-furniture antik.
Di timur stasiun bis terdapat pasar malam dengan sajian murah meriah, camilan lezat, capcay goreng dengan nasi, ayam goreng dengan sayuran. Atau makan di beberapa warung makan kecil di sekitar stasiun bis. Segeralah datang selagi masih buka sampai tahun 2001.
Anda akan menemukan pertokoan di sekitar pasar, sebelah selatan Artha Sastra Inn dimana anda akan dapat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Uang cash dapat ditukar di Bank Pembangunan Daerah, tapi tidak untuk travellers cheque atau gunakan bank di Gianyar, 13 km menggunakan bemo ke arah barat daya. Di depan Artha Sastra Inn, terdapat telepon umum atau ke wartel 24 jam ( pelayanan telekomunikasi )
                                                                            Blahbatuh 
 Kalo kamu lagi jalan-jalan di Gianyar dan belum tau Blahbatuh, rasanya kurang lengkap. Blahbatuh terletak + 7 km ke arah barat kota Gianyar . Atau 4 km dari Sakah, kemudian belok ke arah Ubud sepanjang jalan utama Denpasar-Gianyar. Blahbatuh terkenal karena banyaknya mata air yang mengandung ikan segar.
Di dalam kota, kamu dapat mengunjungi taman anggrek yang indah serta Pura Gaduh yang memliki ciri khas dan berbeda dengan Pura lainnya. Untuk mencapai pura ini, kita akan melewati tangga yang curam serta pepohonan yang rimbun. Pura ini mengalami pemugaran setelah gempa bumi th. 1917.
Konon, Kebo Iwa yang merupakan patih raksasa sakti di jaman Dalem Bedulu, mengukir sebuah batu besar di areal ini hanya dengan menggunakan kuku. Kebo Iwa merupakan tangan kanan Dalem Bedulu dan pada akhirnya beliau ditundukkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam invasi Majapahit th.1343.
Patung-patung yang terdapat di sini diperkirakan sudah ada sejak abad 14 dan uniknya, tidak ada yang identik dengan kebudayaan Hindu-Jawa (Majapahit). Hal ini adalah seni patung asli Bali dan belum mendapat pengaruh kebudayaan lain. Kemudian Blahbatuh menjadi kerajaan kecil yang dipimpin oleh Gusti Ngurah Jelantik, patih agung dari Gelgel. Beliau mampunyai pasukan-pasukan tangguh dan melakukan expedisi militer melawan Jawa pada awal abad 17.
Selama pemerintahannya, banyak barang-barang rampasan dikumpulkan dan dibawa kambali ke Bali, termasuk 21 lukisan topeng tokoh-tokoh Majapahit yang terkenal.
Lukisan topeng inilah yang mengilhami dan menyerupai bentuk asli dari topeng-topeng dalam drama tari Bali. “Topeng-topeng” ini tersimpan lebih dari 600 tahun di Pura Penataran Topeng yang letaknya berdekatan dengan puri Blahbatuh. Peninggalan berharga ini hanya diperlihatkan selama odalan (upacara) Pura Penataran Topeng.
Blahbatuh merupakan kota strategis dan kamu dapat jalan-jalan ke Gunung Kawi melalui Kutri, kemudian melanjutkan tur ke Bangli yang terkenal dengan Gunung Batur-nya atau kamu lebih pengen ke kota Klungkung. Blahbatuh dekat juga dengan Rendang (bukan nama masakan, lho!) dan Besakih. Kira-kira 1 km ke barat, terdapat jalan kecil menuju ke selatan memasuki Desa Belangsinga yang terkenal dengan air terjun Tegenungan atau SrogSrogan yang terletak di kawasan Tukad (sungai) Petanu.
Kawasan ini dipercaya sebagai tempat penyembuhan. Sebaiknya kamu jangan kesini pada hari Minggu, tapi pada saat malam bulan Purnama dan para pendeta suci mohon berkah untuk kita di Pura Mertha Jiwa (Mertha Jiwa = air kehidupan).
Kemudian kamu dapat melanjutkan tur ke Desa Belaga, 1 km ke barat perbatasan Blahbatuh dengan Bona, yang terkenal dengan kerajinan bambunya,antara lain: industri mebel dan hiasan dari bambu. Bahan bambu yang digunakan adalah bambu hitam dan bambu yang alami.
Dalam perjalanan antara Blahbatuh dan Bona, untuk mengurangi penat, singgahlah di pantai Kramas yang memiliki pesona indah dengan panorama Lautan Hindia. Kira-kira 500 m utara Blahbatuh, kamu dapat mengunjungi Banjar Babakan dan melihat kerajinan Gong (gamelan) Sidha Karya di rumah Bapak I Made Gabeleran, satu-satunya pembuat Gong di Bali yang masih eksis sampai kini. Hal ini patut diperhatikan oleh pecinta gamelan dan’pabrik gon’ ini bukanlah sekecil yang dibayangkan.
Disini terdapat lima ruangan yang digunakan untuk membuat gamelan. Segala jenis instrumen gamelan Bali, seperti: gangsa, terompong, gendang, dll. dibuat disini. Ornamen dan ukiran pada gamelan diambil dari pakem Ramayana. Bahan kayu yang dipergunakan adalah pohon nangka dan tukang ukir kayunya bekerja dengan cepat. Material yang dipergunakan untuk membentuk bait-bait nada pada gamelan ini dibuat dari percampuran tembaga dan timah. Dengan menggunakan metode lama, bahan ini kemudian dileburkan dalam tungku pemanas dan dibentuk dalam cetakan pohon pisang yang melebur dalam api sebagai perangkat logam.
Seleksi diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu untuk program magang dan memberikan kesempatan kepada para murid untuk mempelajari tehnik-tehnik membuat gamelan. Kamu juga dapat melihat logam panas yamg ditempa menjadi’kempli gon’. Untuk mendapatkan nada yang pas, perlu diadakan pengujian. Dalam hal ini digunakan tuning dari bambu yang mempunyai nada yang pas. Ini merupakan bagian yang sulit dan sedikit orang yang mampu melakukannya. Masing-masing instrumen berbeda cara menyetelnya, sehingga kalau dipadukan akan terjadi harmonisasi yang menarik. Volume pembuatan gamelan dalam setahun adalah 5-6 gamelan per tahun. Kamu juga diperbolehkan memainkan gamelan.

                                                                                   Celuk

Pusat kerajinan emas dan perak di kabupaten Gianyar yang terkenal selain Batubulan adalah Celuk. Hasil kerajinan emas dan perak disini bermutu tinggi serta asli buatan tangan pengrajin yang paham betul cara pembuatannya. Wayan Kardana dan Wayan Kawi merupakan dua pengrajin yang solid dan mempunyai keahlian khusus.
Sedikitnya 1.700 s/d 2.500 pengrajin yang bertahan hidup hanya mengandalkan kemampuannya membuat barang-barang kerajinan emas dan perak di Celuk. Keahlian ini diperoleh turun temurun dari orang tuanya.
Di bagian selatan kota, ada transakasi khusus yang dilakukan dan patokan harga biasanya memakai US Dollar serta menerima kartu kredit. Jika pengen yang lebih murah, datang saja ke kios-kios yang lebih kecil yang terletak dibagian belakang desa. Kalo kebetulan kamu datang dari Sukawati dan pengen main kesini, kamu tinggal belok kiri ngikutin petunjuk jalan dan masuk gang. Simple, kok ! Kamu bakalan ketemu kios-kios yang menjual kerajinan emas dan perak. Harganya relatif lebih murah, tetapi kualitasnya nggak kalah. Mereka juga mau menerima pesanan dengan motif modern maupun motif lainnya. Mereka juga menawarkan desain kontemporer ala Amrik dan Eropa. Dalam hal bekerja, ada pembagian tugas. Para pengrajin rata-rata berjumlah 35 orang.


                                                                           Candi Dasa
Pantai-pantai di Bali umumnya mirip. Candidasa in pun ngga beda-beda jauh ama yang Kuta ato Legian. Plus bule everywhere, lengkap sudah. Tapi kalo ngomong soal kawasan wisata pantai, Candidasa layak dibandingin ama Kuta.
[photopress:candi-dasa.jpg,thumb,pp_asn,247] [photopress:candi-dasa2.jpg,thumb,pp_asn,246]
Di tengah isolasi desa-desa tradisional di sekelilingnya, Candidasa menebar cahaya dengan lampu-lampu restoran dan hotel-hotel kelas atas. Suasananya mirip Kuta. Cuman kalah modern aja.
Pantainya good! Ada layanan naek perahu liatin pulau-pulau superkecil di kejauhan. Mancing juga oke. Bahkan buat yang lagi bete, cobain deh duduk berlama-lama di sea view nya, dijamin tambah bete he..he.., becanda…. Ngilangin stress kok!

                                                                            Batubulan

Batubulan terletak kurang lebih 10 km dari kota Denpasar dan 17 km dari kota Gianyar. Desa Batubulan yang berbatasan dengan desa Celuk dan Singapadu mempunyai persamaan dalam hal kesenian, yaitu: seni tari, patung dan aneka ragam tabuh yang memikat hati. Dalam hal pendidikan, Batubulan tidak mau kalah dengan Denpasar. Di sini terdapat 2 sekolah bergengsi : SESRI (Sekolah Seni Rupa Indonesia ) dan SMKI (Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia) yang akan memikat wisatawan dengan suguhan tarian dan tabuh yang artistik.
Berdasarkan ciri khas bentuk patungnya, Batubulan mempunyai bentuk tersendiri dan agak ekstrem dibandingakan dengan yang lainnya. Hal ini terlihat jelas pada ukiran-ukiran yang terpahat pada bangunan suci, rumah, kantor, jembatan, hotel, restoran dan lain-lainnya yang nggak kamu temuin di tempat lain.
Kalo kamu ingin suasana cool, kamu mesti nyempetin cuci mata e’ ngeliat artshop yang bertebaran sepanjang jalan. Kamu dapat ngliat para pematung yang lagi asyik nuangin idenya untuk membuat suatu mahakarya yang individualis, seperti: patung dewa, tokoh-tokoh pewayangan, patung Sang Budha, bahkan raksasa dan sejenisnya ( contohnya 2 setan sejoli Asnawa-Kompiang ).
Bahan yang digunakan kebanyakan adalah batu “Paras”, hasil dari letusan gunung berapi dan menjadi endapan. Paras berwarna abu-abu dan mudah dibentuk. Patung-patung paras jarang diminati wisatawan, tapi kebanyakan dibeli oleh orang lokal untuk keperluan adat.
Hal ini juga menyebabkan daya beli masyarakat Bali lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan lainnya. Selain sebagai pajangan, ternyata ada hal lainnya yang tak kalah pentingnya, yaitu sebagai sarana religius masyarakat Hindu di Bali. Suasana Hindu sangat kental di sini, jadi kamu jangan heran ngliat kalo ukiran Paras dapat kita temui di kantor-kantor swasta maupun pemerintahan.
Jika kamu kebetulan jalan-jalan di Batubulan, singgah dulu di tokonya Made Sura dan Made Leceg yang letaknya di jalan utama yang nggak ngebingungin kamu. Toko mereka lumayan lengkap dan menjual cinderamata dalam kapasitas besar, seperti: furniture artistik dari bambu, barang antik, dan beraneka ragam ukiran yang asyik gila.
Kehebatan para pematung lokal dapat kita lihat pada areal Pura Puseh yang mana mereka memadukan unsur kebudayaan Hindu dengan unsur non Hindu. Kamu dapat ngliat patung gajah mammoth (kamu tau khan nggak ada mammoth di Bali) e’ patung Sang Bhuda dengan mimik khas orang Bali (kebayang nggak ya!).
Kamu juga dapat ngliat patung Raja Airlangga dari Jawa Timur yang memadukan unsur-unsur Jawa dan Bali. Gerbang Pura lebih condong kepada ciri khas India Selatan. Walaupun demikian, bukan berarti seniman di sini plagiator yang seenaknya menjiplak hasil karya orang lain. Mereka menemukan sesuatu yang baru dari beberapa buku yang dipinjam dari Balai Arkeologi.
Pura ini dijunjung oleh masyarakat setempat sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan/Ida Sanghyang Widi yang memelihara dan menjaga kelangsungan hidup mereka. Di dalam areal Pura, disimpan topeng Barong yang dikeramatkan. Masyarakat di sana percaya dan sering mendengar adanya suara-suara dan gerakan tari dari dalam tempat penyimpanan Barong tersebut, walaupun nggak ada orang yang menarikannya.
Sejak tahun 1936, tari-tarian terus dipentaskan di desa ini. Tetapi sejak meletusnya perang kemerdekaan, tidak ada pentas tari. Saat sekarang ini tari-tarian masih sering dipentaskan, kecuali pada saat Hari Raya Nyepi. “Denjalan Barong”, tarian asli desa ini diciptakan tahun 1970 dan dipentaskan tiap pagi untuk mengiringi drama tari Barong. Pada era80-an terbentuklah grup kesenian terkenal, yaitu: Puri Agung dan Tegaltamu.
Khusus untuk konsumsi turis dan kamu-kamu, tontonan akan lebih dipersingkat dan konsumtif. Jadi kamu-kamu nggak perlu mikir pakem cerita yang rumit. Hal ini semacam rekreasi dalam formasi yang sederhana dan mudah dimengerti. Ini nggak berarti ngebosanin kamu, sebab selama pertunjukan akan diselingi dengan humor-humor yang surprise banget.
Selain tokoh-tokoh utama; ada juga tokoh-tokoh jenaka, kera yang bandel tapi imut, raksasa dan seni pantomin khas Batubulan. Perlu diketahui juga, Batubulan merupakan tempat asal tarian Kecak Bojog (bojog = kera) yang diciptakan tahun 1928 oleh pelukis Walter Spies yang ditujukan kepada sutradara film asal Jerman, Baron von Plessen, yang memproduksi film pertama tentang Bali’The Isle of Demon’ pada tahun 1931. Dalam film tersebut diceritakan ketika mereka berdua menonton tarian Sanghyang Dedari, tiba-tiba salah satu penari meloncat ke atas panggung dan menarikan tari Baris.
Hal inilah yang membangkitkan ide Spies, bahwa ada kombinasi antara tarian sakral yang mana penarinya kerasukan roh dan menarikan tari Baris yang merupakan tarian perang. Kemudian ia memasukkan unsur gamelan asli tarian itu dalam film. Tetapi di kemudian hari ia sangat kecewa, karena unsur-unsur tersebut tidak dimasukkan dalam film ini.
Saat sekarang ini kamu sudah dapat ngliat empat tarian sekaligus setiap hari dan duduk di kursi bambu sambil menikmati indahnya pemandangan sawah yang membentang luas. Setiap malam minggu, kamu dapat nonton tari Kecak dan tari Sanghyang pada panggung yang terpisah. Tarian ini terkenal dan disertai dengan tari Kuda Kepang yang berjalan di atas bara, serta ditemani oleh dua orang penari Sanghyang Dedari yang imut dan manis.


                                                                               Nusa Dua
 Nusa Dua adalah sarangnya hotel-hotel berkelas. Mulai dari Nikko, Grand Mirage sampe Sheraton ada disini. Hotel-hotel ini berlokasi di suatu kompleks yang memiliki sarana dan prasarana yang gila-gilaan. Kaya kota kecil.
Hasil capture Nusa Dua dari Google Earth.

Mulai dari pusat perbelanjaan, lapangan parkir, lapangan golf, pusat kebugaran, diskotik, restoran, bar dan banyak lagi. Semuanya standar internasional. Karena ada di dalam kompleks, duitnya juga ngikutin standar internasional. Kemana-mana mesti perhatikan dengan seksana soal harga. Kalo ngga, bangkrut dahï;¿½
Pantainya ngga begitu ramai. Hanya hamparan pasir putih, dengan satu dua turis yang lewat. Atau perahu yacht dan catamaran yang sesekali nampak ditengah laut. Dagang pun bisa dihitung jari. Harga-harga juga masih domestik, asalkan tidak di dalam lingkungan hotel.

                                                                                     Kerambitan

Kata kerambitan berasal dari bahasa Sanskerta karawitan yang artinya seni, musik dan tari. Well, no hip metal or sort after all. Anyway, kebayang kan keunikan nya. Makanya begitu ada upacara di daerah ini bergegaslah ke sana. Di jamin kamu akan menjumpai sesuatu yang lebih unik di banding daerah lain. Sayang di sini susah mencari losmen yang murah padahal daerah ini merupakan pusat terdekat untuk mencapai Tanah Lot, Mengwi, Gunung Batukaru, Pejaten, Alas Kedaton dan Bedugul.
Daerah di terkenal karena kesusastraan klasik mereka, Tari Legong, lukisan bertemakan wayang, ukiran baik batu maupun kayu dan tektekan (semacam orkestra tradisional) yang dipercaya mempunyai kekuatan magis. Di tempat ini juga msih terdapat bangunan-bangunan kuno dari abad ke 17. Bagunan tersebut berupa semacam istana yang oleh masyarakat setempat disebut puri, Puri Gede dan Puri Anyar. Juga terdapat sebuah pura dari jaman neolithicus yaitu Pura Ulun Desa, kamu bisa bertanya jalan pada penduduk di sana, mereka ramah kok.
Satu km sebelah barat Kerambitan terdapat Desa Tista yang terkenal dengan tarian Legong Legong Leko, yaitu tarian legong yang hanya terdapat di daerah Tabanan. Dua km selatan Kerambitan terdapat Desa Panarukan yang terkenal sebagai desa para pemahat. Ukiran kayu maupun patung dari pahatan batu bisa kamu temui disini. Belom puas? Kamu bisa mengikuti jalan ke arah barat daya dari Kerambitan. Sembilan km kemudian kamu akan tiba di Pantai Pasut dengan hamparan pasir hitamnya. Apabila kamu berjalan sepanjang 20 km ke arah tenggara kamu akan tiba di Tanah Lot. Cool huh.



Info Tempat Makan (updated)

Ditulis oleh: Asn @ 10 Apr 2007

Berhubung banyaknya request untuk memberi lebih banyak info soal tempat makan di Denpasar dan sekitarnya, kita update2 lagi postingan terdahulu (ditulis skitar 2 tahun lalu hehe). Banyak yg berubah. Yg dulu enak sekarang payah. Yang dulu murah jadi mahal. Tapi ada juga yg membaik, plus beberapa tempat makan baru. Istilahnya “the rising warteg”, halah…
Review ini khusus makanan umum yg relatif murah. Sumber dari pengalaman mencoba2 dari para kru tdb sendiri plus beberapa referensi. Bagi yg doyan steak bisa baca postingan kita terdahulu Steak Murah di Denpasar. Untuk tempat makan kelas cafe/restaurant dan tempat dugem (party zone) akan segera menyusul. Ok. kita mulai dari yang murah2 dulu.
Cak Asmo
Jl. Komodo, Sanglah – Denpasar
Salah satu yg paling populer di tengah kota Denpasar. Menu nya mulai dari cap-cay, nasi goreng (ayam, spesial, sea-food dan masih ganyak variasi lagi), mie goreng and kuah, fuyung hay, bakso and semacemnya. update: sekarang ada siomay. Soal rasa, disini ok lah. Harganyajuga bagus. Nasi goreng ato capcay skitar Rp. 4000 – 6000 seporsi. Dengan Rp. 20.000 udah bisa buat makan bedua sampe perut kembung..
Yang perlu diinget, disini selalu penuh sepanjang hari. Padahal 3 tahun lalu udah upgrade kapasitas, tapi tetap saja, pengunjung membludak. Gw kalo mau beli bungkus bisa abis 2 cangkir kopi selagi nunggu pesanan kelar :( So kalo kamu pengen nyari yang namanya suasana, jangan disini deh. Sumpek and penuh asep. Parkiran juga penuh. Belon lagi aroma cabe tumis yang bisa bikin bersin ampe mabok. Yang lagi stress ato punya temperamen disarankan ga kesini, ketimbang nanti bikin rusuh :D
Warung Krisna (?)
Jl. Kutat Lestari, Sanur. Deket Jl. Danau Tempe

First of all, kalo kamu nyasar di daerah Sanur en kemudian bertanya sama orang, hindari yg berikut, “Danau Tempe dmana ya?” hehe Secara Danau Tempe adalah kawasan yg mirip Taman lawang.
Warung Krisna adalah favorit kita saat ini. Menunya masakan khas Bali yg juga kompatible dengan kaum muslim. Ada ayam sisit dengan sambal bawang mentah, sayur urap/santan khas Bali dan semacamnya. bangunan warung nya cool, miniatur sebuah bale banjar yg style Bali bgt. banyak phon jadi siang2 tetep sejuk.
Review rasa: OK! (bukan dari hongkong). Sebaiknya dateng sebelum kam makan siang berakhir (dibawah jam 3). Karena biasanya sangat laris dan cepat habis. Harga juga OK. Porsi standar + es jeruk, skitar Rp 7000-9000. Recomended.
Warung Satria
Ada 3, Jl. Kedondong, Denpasar, lalu di Kuta dan di WR. Supratman

Menunya mirip2 Warung Krisna, hanya saja yg ini lebih mahal dan relatif lebih populer. Tapi jujur aja, gw ngerasa Warung Krisna lebih OK. abisnya ni warung mahal. Makan sendiri + minum antara 12-16rb :( jadinya gw ga banyak kasi review deh hihi.
Warung Nikmat
Jl. Bakung Sari, Kuta

Tempat makan favorit bagi para pekerja kantoran. Walopun letaknya di gang kelinci tapi siang2 jam istirahat selalu bejubel. Menunya masakan umum (Jawa?), ada ayam santan, ayam bumbu manis, sate bumbu manis dan bumbu kacang, telur bumbu manis, telur santan (dari tadi bumbu mulu) Kira2 menunya sperti tu lah.
Sesuai nama warungnya, masakan sini lumayan nikmat. Tapi dianjurkan ga kesini 7 hari berturut-turut. Dijamin bosen. Harga satu orang + minum antara Rp 4000-10000 . Biasanya warung ini dikunjungi oleh mereka yg mencari ‘halal’ dan murah.
Warung Lesehan (Genteng Biru)
Sekitar Jl. Teuku Umar (ada beberapa biji) – Denpasar
Menurut pendapat gue pribadi, lesehan yang ini ngga beda2 jauh ama yang di Jogja. Pada gelar tiker and makan di lantai dengan meja kerdil. Menunya antara laen, cap-cay, fuyung hay, nasi goreng (biasa and seafood), mie goreng and kuah, dan sebangsanya.
Harga relatif mahal, karena suasananya lumayan asik buat ngobrol rame2. Asal jangan pas tempatnya penuh aja. Sumpek! Ayam bakar sekitar 7000-9000 per potong, nasi goreng 5000-7500, ikan gurami panggang ato koloke bisa 8000-15000. Makan bedua sekitar 20000-35000 tergantung ukuran perut kamu.
Review rasa: sedang agak enak, skala 0-100 gue kasi nilai 75. O ya, mereka juga nyedia-in menu lokal semacem “plecing kangkung”, sambel tempe dsb. Liat sendiri deh, masa menunya mau gue ketik semua? Hanya buka malem hari, mulai jam 7 sampe jam 1-2 pagi.
jangan lupa, warung lesehan ini ada bberapa biji dgn pemilik yg berbeda. Tiap warung punya ciri khas. jadi kalian gilir lah itu warung2 hehe
Nasi Jinggo
tersebar di seluruh Denpasar diatas jam 10 malem
Popularitasnya mulai memudar seiring waktu. padahal 1-3 tahun lalu Nasi Jinggo merupakan cara makan paling murah meriah di Denpasar. Nasi jinggo tuh simple aja. Sekepal-dua kepal nasi dibungkus daun pisang dengan lauk ayam (atau sapi) dengan bumbu pedas seadanya, plus sambel yang tingkat kepedesannya bisa dipilih sendiri. Seorang cowo normal biasanya bisa ngabisin rata-rata 3-6 bungkus. Minumnya paling teh botol, air mineral ato kopi.
Dulu:
Semarak nasi jinggo memberi kesan “hidup” pada malam kota Denpasar. Buat yang begadang bikin tugas kuliah, pasti deh isi perutnya di dagang nasi jinggo yang adanya di emper2 toko ini. Dagang nasi jinggo juga lebih sering dipake nongkrong and ngobrol2 ama gank ampe pagi. Kesimpulannya, bisa ngilangin stress deh, udah terbukti ama crew tdb kok. he..he..
Yang heboh dari jinggo sebenernya bukan rasa, tapi suasana malem yang dingin plus ketawa2 gila bareng gank. Seru…, loe mesti cobain sekali2. Cukup bawa motor keliling2 pusat kota denpasar jam 10 malem keatas, kamu bisa nemuin ratusan dagang nasi jinggo tersebar di mana-mana
Sekarang:
Banyak pedagang nasi jinggo terlena dan pada akhirnya ga menjaga kualitas. Sambel mulai asal, gampang bikin diare. Nasinya kadang ga enak, karena beras mahal kale, jadinya pake RasKin. Pedagang laen memilih ‘menghemat’ ukuran, satu bungkus sebesar kepalan tangan cewe, halah… makan 6 bungkus juga masih kurang.
Ikan Bakar Pantai Jimbaran
Pantai Jimbaran (Kedonganan), 15 km Selatan denpasar, sekitar 5 km dari Kuta
Coba deh kamu menyusuri pantai jimbaran, kamu bakal nemuin ratusan resto seafood pinggir pantai. Menu utamanya, tentu aja Ikan Bakar! Disamping juga beberapa menu penunjang semacem sayuran tumis, sambel-sambelan and beberapa jenis gorengan. Kamu bisa pilih jenis ikannya sesuai selera (biasanya kakap).
Ciri khas tempat2 ini, kamu bisa manggang sendiri ikan kamu and bikin semacem prasmanan kecil-kecilan buat anggota rombongan kamu. Seru, secara manggangnya persis di pantainya. Yang demen pake meja-kursi bole pake yang ada. Kalopun ngga, silahkan lesehan di pasir sambil liat indahnya sunset ato jimbaran malam hari (banyak nelayan, ding..)
Tapi…ati2 neh ama bujet kamu. makan disini berat diongkos! Ikan panggang satu bisa nyampe 50-000 ampe 80.000 (porsi berempat). plus nasi and segala lauknya, total bisa ngabisin 200.000-an untuk 4 orang. Maklum, yang dijual ngga cuma makanan, tapi suasana and atmospherenya..
Warung Pacenongan
Jl. By Pass Sanur, di sekitar Jl. Bet Ngandang

Ok, gw pribadi baru beberapa kali kesini, jadi ga bisa review banyak. Bangunan warungnya sederhana cenderung payah. Agak dibawah standar untuk ukuran sebuah warung yg mayan ngetop. Udah gitu siang2 panas, secara cuma ada 2 biji kipas angin ukuran hemat.
Menu andalannya sea food. Gw smpet coba cumi greng tepung nya, mak nyos bgt. Gurih dan uenak. Spertinya pake resep chinese, secara bau rempah2nya kerasa banget. Nasi gorengnya, walopun porsi supir truk, ternyata juga mak nyos. Sesuatu yg tidak biasa mengingat biasanya kalo porsinya banyak itu rasanya ga enak.
Gw sudah hampir memberi nilai 9 untuk warung ini sampai saatnya bayar tiba. Nasi goreng 1 piring Rp 22.000 dan cumi goreng (juga sepiring) Rp 55.000. My Gosh, emang kita lagi makan di Ku De Ta? MAHAL AMAT! At least untuk dekor warung sperti itu, agak keterlaluan neh harganya. Tekor deh.
Conclusion: Cocok buat yg pengen ENAK dan ga masalah dgn HARGA.
Warung Laennya
Kalo ga puas dgn listing diatas, bisa coba sebuah warung di depan Bank BCA Kuta (gw lupa nama nya). Menu masakan nasional, enak dan murah. Atau bisa juga ke Warung 59 di kawasan Sidakarya. Menu dan harga mirip dengan warung nikmat.
Info Fast Food
Oke, bagi yang doyan and setia banget ama fast food (dan kolesterolnya), ini beberapa info dan tips buat kamu..
  1. KFC paling gede ada di Perempatan Sanur. Selain itu ada juga di Matahari Duta Plaza Denpasar, sebelahan ama Gramedia. KFC yang laen ada di Supermarket Dharma Denpasar, Kuta Square, dan Gelael Kuta.
    Asn choose: KFC Gelael
  2. McD adalah fast food paling sukses di Bali. Outletnya sempat bertebaran kaya laron di seantero Denpasar. Tapi skr beberapa udah tutup. Yang oke tuh ada di Sanur, pantai Kuta ama yang NU Dewata Ayu alias Robinson. Selain itu McD juga ada di deket Kampus UNUD Jimbaran.
    Asn choose: McD Sanur
  3. Pizza Hut paling paling gede ada di Gatsu Timur. Di Ramayanan Bali Mall (ngga berapa gede) juga OK, sayang jam 9.30 malem dah tutup ngikutin Mall. Ada lagi di Kuta Center, full with tamu asing en pelayanan paling OK
    Asn choose: Pizza Hut Kuta Center
  4. Dunkin Donut dulu banyak, tapi seiring krisis pada berkurang [tutup] satu persatu. Paling gede en paling cool ada di Simpang 6 Teuku Umar Denpasar. Tempatnya bagus dan suasananya ok banget. Cocok buat pdkt, ato janjian ama partner bisnis. Tapi sayang, Dunkin skrang mahal. 1 Donut + Cappuccino = Rp. 25rb, huah.. mau ngikutin starbuck?
    Asn choose : Dunkin Simpang 6
Semoga berguna bro. Bagi pembaca yg punya rekomendasi laen, silahkan kasi tau kami. Kita udah mulai tua dan ga gaul gitul oh. SELAMAT MAKAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TulisKan KomenTar, PeSan, SaraN dan KriTik Kamu di SiNi